Rabu, 8 Januari 2014

Simplenya.. :D

Setelah menelusuri dan banyak bertanya, ternyata masih banyak yang nggak tau dan paham tentang Gerakan Cinta Anak Tani atau yang lebih sering disingkat GCAT.

Simplenya GCAT itu adalah kita membuat beasiswa untuk anak petani. Kita yang ngasih pembinaan sekaligus mencari donatur untuk beasiswa setiap bulannya. Kita yang peduli dan terjun langsung bersama-sama membangun karakter pemuda berbasis pertanian untuk diri sendiri maupun adik-adik penerima beasiswa.

Program beasiswanya gimana?

Yg jelas programnya keren banget, kurikulum sudah jadi dengan dasar yang dibuat kaka Beasiswa aktivis 1 (Ka Ari santoso dan kawan). Pembinaan setiap 2 minggu sekali yang terdiri dari pertanian, value, persiapan ke universitas dan akademik. Penugasannya bermacam-macam dari buat blog, belajar buat email, kegiatan peduli lingkungan, dan membuat taman di sekolahnya.
Selain itu, anak petani juga disupport insentif setiap bulannya dan diberi kemudahan jalan ke universitas seperti informasi tentang jurusan dan diarahkan dalam kelompok kecil untuk curhat langsung ke narasumber serta diberi kemudahan mendapat beasiswa. Contohnya Rizky (sekarang angkatan 50 Silvikultur IPB) yang ingin masuk ke fakultas kehutanan yang bisa nanya-nanya langsung ke kakak dari fahutan yang tergabung di volunteer. Lalu, diberi kemudahan juga mencari beasiswa misalnya direkomendasikan untuk diutamakan mendapatkan Bidik Misi.

Dananya darimana?

Ada fundriser yang rajin dan keren. Setiap awal bulannya kita keliling ke donatur. Kita juga punya rekening supaya donatur bisa langsung ngirim sedekah atau infaknya. Ada yang tertarik jadi donatur? Mau mahasiswa (yang sudah punya penghaslan atau belum), dosen, pengusaha, petani, dan lain-lain, sila kirim ja ke rekening GCAT ya...

Tim Pembinaan gimana?
Pastinya nggak kalah keren. Pembinaan langsung ke sawah dan pokoknya dibuat sekreatif mungkin. Terus kalau pembinaan semuanya boleh ikut, mau volunteer atau pengelolanya.

Bingung sama istilah volunteer dan pengelola?

Jadi begini, pengelola adalah penerima beasiswa aktivis yang setiap tahunnya berganti, sedangkan volunteer adalah sukarelawan yang mengabdikan diri di GCAT.
Kalau buat penerima beasiswa aktivis, GCAT adalah tugas utamanya karena penugasa dari beasiswa aktivis itu sendiri adalah membuat gerakan sosial yang berkelanjutan. Kalau sudah jadi alumni beasiswa aktivis bisa ditarik jadi donatur sekaligus pembimbing untuk penerima beasiswa aktivis selanjutnya. So, silaturahim tetap berjalan ya :D.
Kalau buat volunteer, GCAT adalah sarana mengembangkan diri dan belajar megabdi untuk masyarakat. Kalau alasan utama penulis ikut itu untuk belajar memberi beasiswa untuk orang lain, belajar cari donatur, dan yang jelas ini ladang amal sekaligus juga bisa jadi lapangan pekerjaan buat banyak orang di masa yang akan datang.

Makin penasaran sama GCAT? Mau tahu lebih banyak tentang GCAT? Sgera tanya-tanya ke teman kalian yang tergabung d GCAT ya..

tanda yang tergabung di GCAT apa? di belakang nama medsosnya ada marga Gerakancintaanaktani..
Contoh : Dafidsuki Gerakancinta anakTani,

Ok, sudahan ya ngetiknya capek hehe,, semoga bermanfaat dan yang mau gabung jadi pengelola atau volunteer bisa bersiap2 ya...

Pendaftaran pengelola atau Open Recruitment Beasiswa Aktivis Nusantara 2014 sampai 31 januari 2014.. lebih lengkap ke beastudiindonesia/net

Yang mau daftar volunteer bisa kapan aja.. langsung ke twitter atau fb GCAT ya..
https://twitter.com/CintaAnakTani
https://www.facebook.com/pages/Gerakan-Cinta-Anak-Tani/387159401365229?fref=ts

Bye..
Semangat berkontribusi untuk pertanian Indonesia.. :D
Semangat pagi sampai malam datang..




Selasa, 9 Julai 2013

Warna-warni Indonesia


Negara Indonesia tersebar dari  sabang sampai merauke yang memiliki 5 pulau terbesar dan pulau-pulau kecil lainnya. Indonesia kaya akan sumber daya alamnya, kehidupan dari Indonesia pun tak terlepas dari ‘pertanian’. Kekayaan yang dimiliki harusnya mampu menjadikan seluruh warga negaranya sejahtera, karena memang Pertanian yang merupakan sektor penting bagi Indonesia. Kekayaan yang dimiliki Indonesia tersebar diseluruh pulau dan warga negaranya pun tak lepas dari petani sesuai dengan keadaan dikawasan masing-masing. Jika mereka yang berada dipegunungan, mereka bisa memanfaatkannya dengan bercocok tanam, dll. Dan jika mereka tinggal didaerah pantai, maka profesi yang dijalaninya adalah sebagai nelayan. Namun nyatanya, kesejahteraan warga negara mungkin hanya ada ditulisan-tulisan, harapan,  atau bahkan cita-cita semu yang selalu diumbar oleh para pejabat negara sebagai ecek-ecek saja. Tidak sedikit masyarakat yang menjadi pengemis dinegaranya sendiri, menjadi pembantu dinegaranya sendiri, mereka mungkin tidak tahu betapa kayanya Indonesia ini. Namun apa daya jika sang penguasa membuat masyarakat Indonesia seperti  ‘Kerbau diCocok hidungnya’ sehingga hanya bisa berkata ‘iya’ untuk semua yang diperintahkannya.
                Salah satu fakta nyata yang dapat saya jelaskan bahwa belum semua masyaraka Indonesia sejahtera adalah ketika saya datang ke Sungai Ciliwung. Ya sungai yang selalu menjadi sorotan saat musim hujan datang, karena sungai inilah yang menjadi jalan air dari bogor ke Jakarta . Biasanya di Ibu kota Jakarta, masyarat yang tidak mempunyai rumah menempati kolong Jembatan, area pinggiran rel kerta api, bantaran sungai, tapi say amnenemukan kali ini benar-benar disungai. Mereka menjadikan sungai Ciliwung sebagai  tempat tinggal mereka, dan ini membuktikan bahwa kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tidak menjamin kesejahteraan masyarakat .
                Sebenarnya, mereka juga tidak menginginkan untuk tinggal ditempat yang sangat jauh dari kata layak. Mereka juga ingin menjadi masyarat  yang lainnya, yang mempunyai tempat tinggal layak untuk menjalani kehidupan yang normal. Namun Jakarta yang katanya menjanjikan menjadikan mereka-mereka yang hidup didesa berbondong-bondong untuk mengadu nasib di Ibu Kota ini, padahal di Jakarta mereka justru jadi gelandangan, hanya menambah beban pemerintah, menambah jumlah angka kemiskinan saja . Hidup didesa sebenarnya lebih menjamin, diDesa persaingan masih sedikit, asalkan kita mempunyai kreatifitas dan kemampuan untuk menciptakan suatu usaha yang nantinya akan berkembang dan bahkan bisa membantu warga lainnya yang menganggur. Dengan begitu angka pengangguran akan berkurang, membantu pemerintah juga dan bisa memberikan manfaat kepada orang lain.
                Kini, kemiskinan yang terus membayangi bangsa Indonesia masih menjadi hal yang serius . Pemerintah yang belum aammpu mengatasi kemiskinan ini mungkin hanya butuh waktu saja karena semuanya tidak kilat . Tapi jika kita melihat Pemerintah sekarang ini apalagi wakil rakyat yang seharusnya membela dan bersorak demi kepentingan warganya, nyatanya bersorak demi kepentingan pribadi memperkaya diri sendiri yang akhirnya kemiskinan bertambah dan tidak teratasi. Dewasa ini, Masyarakat  sudah semakin kritis dan bisa menilai sendiri kualitas Pemerintah yang akhirnya akan menganggap Pemerintah sendiri rendah dan peraturan-peraturan bisa dilanggar tanpa rasa ada ketakutan sedikitpun.  Ini membuktikan mosi ketidakpercayaan atas Pemrintah sudah sangat tinggi. Mayarakat butuh pembaharuan demi membenahi bangsa ini.
                Mengharapkan pemimpin yang sesuai dengan harapan masyarak selama ini memang sulit, sebut saja jokowi yang diumbar-umbar calon pemipin yang baik nyatanya belum mampu membenahi Jakarta .  Dari itu, masyarakat Indonesia harus bisa menilik hal apa saja yang ada di Indonesia ini yang bisa mejamin kehidupan mereka . Pertanian yang sangat mendominasi kekayaan di Indonesai ini harusnya lebih difokuskan lagi, nyatanya pertaniann mampu memenuhi kebutuhan dan menjadi sumber utama kehidupan manusia . 
                Identitas Indonesia sendiri adalah pertanian.  Dari itu mulailah membuat kebijakan yang mendukung pertanian karena pertanian berkata tentang fakta kehidupan. Pertanian sangat menjamin kehidupan, jangan hanya bergantung pada keputusan pemimpin. Keragaman yang terjadi di Indonesia ini menjadikan warna-warni untuk Indonesia sendiri . Tapi dari sekian warna kitu, pertanian lah yang harusnya bisa melunturkan warna-warni  di Indonesia sehingga hanya ada satu warna dinegeri kita ini .

The Story of Cisarua


Diawal juni kemarin menjadi pengalaman yang sangat berkesan untuk saya dan teman-teman gerakan cinta aanak tani. Pagi itu, kami bersiap untuk pergi kerumah teman kami termasuk sebagai peneriman manfaat GCAT juga yaitu ojah. Sebelumnya rencana untuk mengunjungi rumah ojah sudah direncanakan bersama . Kami berkumpul jam 8, tetapi saya, puloh dan hedi sedikit telat hehe, kami kerumah ojah ditemani kak Yani yang imuuuuuuuuuuuut sipu.gifSetelah berkumpul semua ,kami berangkat dengan angkutan umum jurusan puraseda, sebenarnya kami tidak mau naik angkot itu karena tidak cukup tapi jika menunggu akan lama lagi dan rumah ojah itu jaraknya jauh , akhirnya kami sepakat untuk naik walaupun berdempetan seperti ikan cue yg hendak dijual  -_- Saya dan antik pun duduk didepan dekat  pak supir yg hendak bekerja, mengendarai mobil yang hendak berjalan brem brem breem *oke itu ngaco * laugh_01.gif yang lainnya duduk dibelakang yang mungkin sebenarnya tidak cukup .
                Oke mobil pun mulai jalan dengan dikemudikan seorang supir karena jika tidak ada supir, waspadalah bisa jadi itu mobil hantu -,- *ngaco lagi* . Saya sendiri sibuk dengan antik berbincang tentang apapun yang saya dan antik ingat, sesekali pak supirnya juga ikut nimbrung *so kenal, alibi mau kenalan* haha karena memang pak supirnya masih muda jadi lebih pantas dipanggil bang supir . Yang dibelakang saya tidak terlalu memperhatikan, mungkin mereka berpikir “bagaimana cisarua itu ? apakah ada kehidupan ? *ngaco lagi* -_-
                Karena perjalanan jauh, mungkin kita sibuk dengan pikiran masing-masing yang bercabang kemana-mana -,- Akhirnya kita telah dipenghunjung jalan Puraseda, kami pikir itu telah sampai nyatanya belum,  masih jauh. Oke kami melanjutkan perjalanan, harusnya untuk memasuki daerah Cisarua hanya dengan akses ojeg, namun karena kita ber-8 untuk naik ojeg sangat tidak mungkin, akhirnya kita merayu pak supir eh bang supir untuk mengantar kita sampai ketujuan. Awal memasuki wilayah Cisarua kami disuguhkan jalan bebatuan. Bang supir pun keliatan sedikit kesulitan menerjang rintangan jalan tersebut -,-  setelah lebih jauh memasuki  wilayah Cisarua alias alamat rumah ojah, hamparan hijau pun menyejukan hati, menyilaukan mata seakan mengucapkan ‘welcome to cisarua’ .  Sejauh mata memandang sejauh itu pula yang terlihat hanya hamparan padi nan hijau, perbukitan yang menjadi pelindung, sungai yang membelah ditengah-tengah persawahan, satu kata yang terlontar “Subhanallah” ini benar-benaar pemandangan seperti dalam lukisan, indah sekali J
                Setelah memanjakan mata akhirnya kami sampai, bukan sampai langsung dirumah ojah karena jalan kerumah ojah tidak cukup untuk mobil, akhirnya kami turun dan memutuskan untuk berjalan kaki saja . Setapak demi  setapak kami lalui, berbagai hal menarik dapat kita temukan disana mulai dari bu tani yg sedang menanam padi, sungguh pahlawan pangan dapat kita temui disini dengan mudah ;) lalau pak tani yang sedang menggiring kerbaunya agar berjalan dengan rutenya, lalu dari jauh terdengar suara seperti suara kaleng yang diadu-adukan, semakin dekat semakin keras dan terlihatlah bahwa itu namanya gulundung *kata ojah*, saya tidak tahu pasti bagaimana penggunaanya tapi katanya untuk menyaring hasil dari pertambangan emas.
                Dan setelah lewati lembah dan gunung akhirnya sampai lah kerumah ojah yang beralamatkan kp.Cisarua RT 05/06 Ds. Purasari Kec. Leuwiliang. Perlu diketahui rumah ojah sangat nyaman dan sejuk,  samping rumah ada hamaparan hijau padi lagi, depan rumah berdiri pohon mangga dan kolam ikan. Lebih nyamannya lagi diatas kolam ikan itu dibangun yang namanya saung .
Sesampainya disana tentu kita pun bersapa dengan ibu ojah tetapi ayah ojah tidak ada karena menjalankan kewajibannya sebagai seorang pahlawan pangan!. Kami disuguhi makanan khas sunda seperti jenar dan asoy.
                Tak lama bercanda gurau, kami segera menjalankan kewajiban kami sebagai pemuda/i Indonesia untuk terus menuntut ilmu. Didampingi kak Yani kami belajar persiapan untuk mengikuti tes SBMPTN agar masuk ke PTN yang kita idamkan, amiin. Mulai dari biologi, TPA, ekonomi dan Geografi kami santap itu semua laugh_01.gif
                Siang pun menjelang, dan memang waktunya untuk memberi  cacing diperut yang kian bernyanyi -,- Pengertiannya ibu ojah sudah menyiapakan hidangan makan siang dengan menu ikan goreng yg diambil langsung dari kolam depan rumah, tahu goreng, tumis bayam, dan tak lupa samabal . Sangat nikmat menikmati pemandangan hijau ditemani santapan pertanian pula apalgi makan bersama diatas saung *lengkaplah*wow.gif
                Tak terasa waktu cepat berlalu, sungguh terasa sebentar jika kita berada ditempat yang begitu nyaman dan indah, bisa merasakan benar-benar aura pertanian dikampung desa Cisarua . Kami harus segera pulang karena jarak pun menjadi kendala . Perjalanan pulang pun kami menikmatinya dengan suguhan alam yang tiada habisnya, tak dapat dipungkiri indahnya desa Cisarua ini . Besok, lusa atau nanti kami pasti mengunjungi Cisarua lagi , thanks for ojah family’s J

Isnin, 27 Mei 2013

Sekilas GCAT & PASTA


Sekilas Tentang Gerakan Cinta Anak Tani (GCAT) dan PASTA (Pestival Anak Tani)
          
               GCAT merupakan wadah bagi mahasiswa yang peduli akan kondisi pertanian di Indonesia. GCAT diinisisasi oleh teman teman penerima beasiswa aktivis nusantara IPB pertama (tahun 2011). Awalnya, gerakan ini membuat beasiswa untuk siswa SMA. Pilot project di SMA 1 Cibungbulang Bogor. Sebanyak 8 anak petani menerima beasiswa 200 ribu per bulan selama 1 tahun yang dimulai Juli 2012 sampai Juni 2013. Mereka juga mendapatkan pengembangan diri dengan diskusi mengenai character building, tentang dunia pertanian, dan persiapan seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Tujuannya agar mereka dapat melanjutkan kuliah ke universitas negeri, termasuk IPB, karena kita menginginkan bila kelak nanti mereka pun memiliki ketertarikan menggeluti dunia  Pertanian. Dana beasiswa GCAT dicari dari donator baik institusi atau perseorangan (dosen, mahasiswa, wirausahawan di sekitar IPB). 

            Pada 30 November 2012, telah dilaksanakan PASTA pertama, dengan tema Memasyarakatkan dan Membumikan GCAT. Acara dihadiri oleh anak Penerima beasiswa, orang tua anak-anak, pihak Dompet Dhuafa, dengan pembicara Dr Arif Satria selaku Dekan Fakultas Ekologi Manusia. Tujuan kegiatan agar mengenalkan GCAT kepada mahasiswa umum. Maka, diadakan PASTA ke-2 untuk kembali mengenalkan kegiatan apa saja yang selama ini telah dilakukan GCAT dalam bentuk pameran foto. Berbicara Pertanian, tentu IPB harus berperan dan membuktikan langsung bahwa Indonesia mampu untuk kemandirian pangan.

            Tema dari PASTA ke-2 yaitu Membangun Kecintaan Remaja Terhadap Pertanian dengan Musik, karena musik adalah salah satu media yang tepat sesuai perkembangan zaman. Bentuk acara berupa Pameran dan Tampilan Musik Nagasara Sabukinten, yang menampilkan lirik-lirik lagu pertanian dan pembicara akan  memberikan statemen mengenai lirik yang terkandung. Dengan dilanjutkan diskusi oleh peserta yang hadir.



            Selanjutnya tema tersebut menghasilkan suatu gagasan, bahwa "Bertani Bukan Hanya Soal Hidup dan Mati, Tetapi Entitas Budaya dan Seni." Dengan kondisi fakta pertanian kekinian di Indonesia, miris rasanya hati ini kita sebagai civitas akademik IPB. Maka, kami melakukan apa yang bisa kami lakukan, salah satu dengan acara PASTA ke 2 ini.

oleh : Dafid Suki Kurniawan 

Rabu, 3 April 2013


The Last Weekend

                Dipenghujung bulan tanggal 31 maret saya menutupnya dengan kegiatan yang sangat berkesan dan penuh wawasan. Bersama kawan-kawan Gerakan Cinta Anak Tani, kami berangkat kekapus hijau nan teduh ‘IPB’ ,berangkat bersama dan disambut kakak-kakak volunter disana . Tak lama menunggu kami disambut dengan kedatangan mba Rita Mustikasari, saya sendiri dan kawan-kawan GCAT sebelumnya sudah bertemu beliau ketika tempo hari kita diajak ka Suki (Volunter GCAT) ke sungai Ciliwung untuk lebih peduli pada sungai.  Bersama Komunitas Peduli Ciliwung, kami anak-anak GCAT memulai diri kita masing-masing untuk lebih peduli terhadap kehidupan sungai dan lingkungan sekitar. Dari situlah, kami berjumpa lagi diminggu pagi itu (31 Maret 2013).
                Setelah dilakukan pembinaan dari kakak volunter, kami diajak mba Rita kemarkas tempatnya para Pencinta Alam. Acara dimulai dengan makan bersama, dan selanjutnya kita diajarkan mba Rita untuk belajar menulis dan membuat blogger . Disamping itu mba Rita mengajarkan kita bagaimana memulai diri kita menjadi bermanfaat dan bisa membantu orang lain. Berkata ‘jangan pedulikan dengan apa yang kita tidak bisa tapi pedulikan dan fokuskan pada apa yang kita bisa dan bagikan ilmu itu pada orang lain’ kurang lebih seperti itu kata-kata yang saya ingat sampai detik ini . Awal  acara saya bersama kawan-kawan GCAT sudaah mendapat tantangan dari mba Rita Mustikasari untuk langsung mempraktekan teori ‘just try’. Kita dibebaskan menulis apa saja yang kita pikirkan, bebas mengeluarkan apapun itu dalam bentuk tulisan karena dengan itu kita berlatih untuk berpikir dan mengasah kemampuan kita .
                Manusia  sebelum menjadi dewasa melalui beberapa tahap, melaui beberapa fase pertumbuhan dan perkembangan. Dimulai dari bayi yang hanya bisa mengangis, lalu tumbuh mulai merangkak, sampai akhirnya remaja, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi dan akhirnya menjadi dewasa . Semua itu melalui tahap demi tahap yang tidak bisa dilihat tapi ada buktinya. Ini juga berlaku pada kehidupan. Kehidupan yang kita jalani ini  mungkin sangat berat yang penuh dengan beban, tapi kita semua pasti mengharapkan kelak  kehidupan kita akan sukses. Lalu bagaimana mengawali untuk kehidupan sukses ?
                Mba Rita sendiri mengatakannya dengan ‘menulis’. Menulis ?  Kata tersebut memang sangat jauh dengan kehidupan sukses tapi justru berhubungan.  Menulis  merupakan kegiatan yang sangat sederhana, dalam menulis kita diajarkan  bagaimana menuangkan apa yang kita pikirkan dalam bentuk tulisan. Apa saja bisa kita tulis yang terpenting kita mau  memulainya. Ternyata luar biasanya menulis dapat mengasah olah pikir kita, karena menulis pun bukan hanya  menulis tapi harus disertai dengan hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki. Semakin banyak ilmu pen getahuan yang kita tahu maka semakin banyak pula tulisan-tulisan yang bisa kita tuangkan dan pastinya akan sangat bervariasi dan memiliki karakteristik masing-masing sesuai dengan ilmu yang baru kita tahu ataupun yang kita pelajari.
                Dengan kemauan kita untuk menulis, itu juga menuntut kita lebih dan lebih lagi mencari ilmu supaya banyak bahan yang akan kita jadikan tulisan. Dengan begitu ketika kita menulis, sebenarnya ada ilmu baru yang kita ciptakan lagi . Semakin banyak tulisan yang kita buat maka semakin banyak pula ilmu yang sudah kita tahu.  Seperti dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 :” Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman  diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Orang-orang berilmu akan pula dimudahkan jalannya ke surga oleh Allah dan senantiasa didoakan oleh para malaikat. Dengan begitu sangat jelaslah, berlatih menulis akan membawa banyak manfaat untuk kita. Dan jika kita penuh dengan ilmu, bukan tidak mungkin kehidupan sukses akan menjamin.
                Setelah belajar mengenai menulis, saya dan kawan-kawan GCAT diajak salah satu anggota Lawalata untuk naik perahu karet didanau IPB, ilmu baru kita dapatkan lagi mengenai cara mendayung, bagaimana penyelamatan saat perahu terguling dan masih banyak lagi. Semua itu sangat bermanfaat untuk kita . Semua kegiatan terasa kebersamaanya dan ketika pulangpun kita membawa oleh-oleh ilmu yang baru. Terimakasih untuk semuanya terutama mba rita dan kawan-kawan GCAT :)

Selasa, 2 April 2013

sungai




Sungai itu dalam suatu bayangan saya terkesan indah, sejuk, dan tentunya ketika dipandang terasa nikmat apalagi biasanya udara yang ada di sungai jauh lebih sejuk. Tapi sayangnya dewasa ini, deskripsi tentang sungai itu berubah total. Sungai pada sekarang ini beralih fungsi menjadi tempat pembuangan sampah yang kotor, bau dan berwarna (tapi berwarna dalam artian yang negatif). Dan ketika melihat sungai pada zaman dahulu dengan zaman sekarang ini sangat berebeda mungkin hampir 98 %.
                Sungai yang masih pada pendeskripsian yang aslinya mungkin sudah hampir jarang dilihat lagi dan hanya ada pada sebagian kecil dan ditemukan pada tempat tertentu saja mungkin. Sungai yang masih indah dan mengalir begitu jernih pasti masa ada namun biasanya terjadi pada daerah yang berada disekitar orang-orang yang mempunyai jabatan tinggi sehingga sungai tersebut masih terjaga dengan baik. Sedangkan, sungai yang berada pada daerah sekitar warga sangat jauh berbeda dan terkesan seperti tidak berguna karena tak ada orang yang perduli.
                Padahal sebenarnya sungai itu sebagian dari nyawa kita, karena sungai itu sangat penting, penting untuk semua orang, untuk kini bahkan untuk masa depan kelak. Sungai yang indah, bersih dan nyaman harus kita lestarikan bukan kita alih fungsikan menjadi semakin kotor. Dan menjadi masalah jika sungai itu telah marah, maka sungai itu akan menjadi bencana besar untuk kita semua dan akan menenggelamkan kita. Maka sungai itu harus kita kembalikan kepada fungsi awalnya.